02 August 2007

MENTARI-FM SURABAYA GELAR TALK SHOW RADIO DAKWAH

Kebutuhan manusia akan nilai-nilai religius atau agamis dapat terpenuhi oleh media radio. Karena itu muncullah radio-radio dengan muatan religius dan agamis dengan berbagai latar belakang agama dan budaya. Bagi stasiun radio, memposisikan dirinya sebagai radio bermuatan religi akan lebih mendekatkan hubungannya dengan pendengar yang menjadi target audiennya dan menjadikan stasiun radio tersebut sebagai media penjembatan dan penyebaran nilai-nilai ketuhanan.

Islam sebagai rahmat bagi semesta alam merupakan agama tauhid yang agung dan luhur penuh dengan nilai-nilai mulia serta berdimensi aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah. Karena itu syiar dan dakwah untuk menyebarkan ajaran Agama Islam senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang baik, beretika dan penuh dengan sentuhan-sentuhan yang manusiawi. Karena itu radio adalah salah satu media yang tepat bagi syiar dan dakwah Islam sehingga muncullah istilah Radio Dakwah.

Keberadaan Radio Dakwah dituntut beperan aktif memberikan wadah bagi ummat Islam untuk menggunakan waktunya secara maksimal dan mengekspresikan dirinya secara positif sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah dalam suasana yang santai, menghibur dan mendidik (edukatif). Namun dalam perkembangannya, seiring dengan perubahan dan dinamika zaman keberadaan radio dakwah semakin lama semakin tergeser oleh banyaknya stasiun radio yang hanya menyajikan siaran-siaran dengan muatan hiburan semata tanpa memperhatikan nilai-nilai dan norma baik moral maupun etika. Terlebih di era globalisasi dan teknologi informasi ini keberadaan radio dakwah seolah tenggelam dan nyaris tak terdengar. Di era tahun 60 hingga 90-an di kota Surabaya masih dijumpai belasan stasiun radio komersial yang memposisikan diri sebagai stasiun radio yang menyuarakan syiar dan dakwah Islam. Selain itu juga masih banyak radio-radio komersial lainnya yang menyiarkan siaran dakwah meski dengan porsi yang terbatas.

Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya serius yang membutuhkan perjuangan ekstra keras dan pengorbanan yang nyata untuk menjadikan radio dakwah Islam kembali diminati dan menjadi kebutuhan bagi pendengarnya. Menyadari kondisi diatas maka Radio MENTARI-FM yang merupakan Radio Komunitas Muhammadiyah Surabaya menyelenggarakan acara Dialog dan Talk Show, dengan tema "Peluang dan Tantangan Radio Dakwah di Era Globalisasi dan Teknologi InformasiĆ¢". Maksud dan tujuan acara tersebut adalah untuk meningkatkan apresiasi dan menggairahkan minat generasi muda Islam terhadap siaran dakwah khususnya di radio dan menjalin sinergi dakwah & informasi di kalangan insan pergerakan Islam khususnya yang berkecimpung di radio komunitas dan radio kampus. Acara dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Mei 2006, mulai pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jl. Sutorejo Surabaya, menghadirkan narasumber: Drs. Djoko Wahyono Tjahyo (PRSSNI Jatim), Djodi Rahardjo (Presenter JTV/DRAPS School) dan Drs. Slamet Haryanto (Jurnalis), dengan moderator Syahrul Mukarom.

Dari obrolan dan dialog yang berkembang di acara tersebut, diperoleh beberapa point kesimpulan yaitu sebagai berikut:

  1. Dakwah harus senantiasa digerakkan dan digembirakan melalui berbagai media termasuk media elektronik radio.
  2. Siaran dakwah di Radio harus senantiasa mengikuti perkembangan dan dinamika masyarakat yang menjadi target audiens dan market-nya tanpa kehilangan visi-misi dakwah amar makruf nahi munkar. Juga tidak melupakan aspek financial dan profit yang menjadi daya dorongnya.
  3. Radio yang memposisikan diri sebagai stasiun Dakwah, apalagi membawa nama Persyarikatan harus senantiasa memperhatikan etika dan akhlaq dalam bersiaran. Jangan karena mengejar target market melupakan jatidirinya sebagai radio yang senantiasa menjaga akhlakul karimah, nilai-nilai dan martabat Islam.
  4. Muhammadiyah khususnya di Jawa Timur sudah selayaknya memiliki stasiun radio swasta setaraf SS-FM atau Bethany-FM dengan daya pancar yang dapat menjangkau 20% wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk Radio Komunitas yang berdaya pancar pendek cukup diserahkan ke Cabang atau Ranting saja. Karena itu perlu investasi yang besar untuk mencapai hal itu.

Surabaya, 31 Juli 2007

ADITIO YUDONO

Programmer Mentari FM 92,2 Mhz Surabaya

1 comment:

ARISTIONO NUGROHO said...

Dinamika dakwah harus selalu berada dalam koridor penguatan AIM-A2 (Aqidah, Ibadah, Muamallah, Adab, dan Akhlak).
Untuk sharing silahkan klik http://sosiologidakwah.blogspot.com