19 August 2008

PDM Klaten Luncurkan Radio ANDA FM

Arif Nur Kholis - www.muhammadiyah.or.id

Selasa, 12 Agustus 2008

Klaten- Dihadapan jamaah pengajian Tarjih, Jum’at (8/08/2008), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten meluncurkan secara resmi Radio Dakwah Muhammadiyah dengan nama ANDA FM. Menurut penjelasan Ketua Lembaga Pustaka dan Informasi PDM Klaten, Drs. Sunarto, M Hum, radio yang saat ini masih dalam tahap ujicoba siaran itu, siaranna sudah bisa menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Klaten hingga beberapa wilayah di Kabupaten Wonogiri.

Sunarto menjelaskan bahwa untuk mengelola radio secara profesional, PDM Klaten sudah mendirikan PT Andalas Mediatama dyang telah membangun sebuah gedung baru dengan satu Studio Live dan satu Studio Produksi, antena setinggi 62 meter wakaf dari H. Yahya Nur, sumbangan uang dari Keluarga Wisnu Untoro “Ditambah bantuan kelompok alumni bimbingan Haji Arofah dan juga dari Majelis Ekonomi PDM Klaten” lanjutnya.

Lebih lanjut Sunarto menjelaskan bahwa harapannya pada saatnya nanti dengan radio ini pengajian-pengajian PDM Klatembisa didengarkan oleh masyarakat umum, atau juga amal usaha. Demikian juga bila ada PCM yang mengadakan kegaitan, Insya Allah akan bisa di-support dengan siaran langsung. “Radio ini bisa dimanfaaatkan juga oleh misalnya TK Aisyiyah yang ingin siaran langsung atau siaran tunda sebagai acara anak-anak, agar bisa berkomunikasi dengan TK Aisyiyah yang lain” terangnya kemudian.

Dalam kesempatan itu, Sunarto juga menyatakan bahwa di masa perintisan ini warga Muhammadiyah Klaten untuk menyumbangkan rekaman-rekaman pengajian. Kalau rekaman kurang baik di Studio Produksi kualitas rekaman yang akan berusaha diperbaiki.

Jaringan Multimedia

Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Pustaka Informasi PP Muhammadiyah, Muclas MT, dalam kesempatan itu menyatakan bahwa inovasi PDM Klaten ini sesuai dengan program Muhammadiyah hasil muktamar 45 di Malang. “Muktamar tersebut mengamanatkan agar segala level Muhammadiyah bisa memanfaatkan semua fasilitas media termasuk radio dan Televisi” terang Muclas.


Muclas sempat menerangkan bahwa saat ini sudah berdiri radio komersial di PWM Sumatera Barat bernama Mentari FM, sedangkan di Yogyakarta sedang mengusahakan Televisi Lokal bernama Adi TV yang saat ini tinggal menunggu ijin KPI Pusat. (arif)

22 May 2008

MENTARI FM SURABAYA JALANI EDP KPID JATIM

Pada tanggal 18-20 April 2008 Radio Komunitas Mentari-FM Surabaya yang didukung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya telah melaksanakan Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Prop. Jawa Timur yang bertempat di Hotel Simpang Surabaya. EDP merupakan tindak lanjut atas pengajuan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) oleh Radio Mentari-FM. EDP kali ini diikuti oleh 20 Lembaga Penyiaran Radio/TV Swasta dan 3 Lembaga Penyiaran Radio Komunitas dan merupakan EDP gelombang kedua yang diselenggarakan oleh KPID Jatim.


Dari Radio Mentari-FM diikuti oleh jajaran Penanggung Jawab (PJ) antara lain ; A. Zarnuji (PJ. Utama), Musa Abdullah (PJ. Umum/Keuangan) dan Aditio Yudono (PJ.Program Siaran). Dari jajaran penasehat yang hadir adalah KH. Abdul Wahid Syukur, Imanan dan Drs. Hamri Al-Jauhari (PDM Surabaya), serta Drs. Kuswiyanto MSi (DPRD. Jatim) dan Nadjib Hamid (PWM. Jatim).


Tim Penguji EDP yang berasal dari Balai Monitoring Frekuensi Dinas perhubungan, Depkominfo, dan akademisi serta LSM/Ormas memberikan beragam pertanyaan seputar kelayakan radio mulai dari aspek pendirian, manajemen, keuangan hingga peralatan teknis. Alhamdulillah Mentari-FM mampu menjawab berbagai pertanyaan yang masuk sekaligus membuktikan bahwa PDM Surabaya siap dan serius untuk mengelola lembaga penyiaran. Untuk itu KPID Jatim berjanji akan segera menerbitkan Rekomendasi Penyiaran dan Alokasi Frekuensi di 107,7 Mhz. Rekomendasi selanjutnya dikirimkan ke KPI Pusat di Jakarta untuk diproses lebih lanjut bersama Pemerintah sehingga keluar Ijin Penyelenggaraan Penyiaran. Sebelumnya Mentari-FM juga telah menjalani verifikasi faktual dan mendapat kunjungan dari KPID Jatim.

23 April 2008

TV Muhammadiyah DIY ADiTV Jalani EDP

Jogjakarta. Tanggal 16 April yang lalu ADiTV--stasiun televisi yang digagas oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY)--menjalani evaluasi dengar pendapat (EDP) dihadapan KPID DIY, para anggota DPRD DIY, pejabat Pemprov DIY dan publik di kampus III UAD. EDP merupakan salah satu fase yang harus dijalani oleh perusahaan jasa penyiaran televisi swasta untuk memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran. Hadir pada EDP tersebut jajaran komisaris PT Arah Dunia Televisi--perusahaan yang menaungi ADiTV--antara lain Amien Rais (Komisaris Utama), Kasiyarno, Sukri Fadholi, Agung Danarto dan Muchlas, MT, sedang jajaran Direksi Safar Nasir, Pujatmo, Uswatun Khasanah, Bambang Supriyadi dan Muhammad Ali. Selain itu, hadir pula seluruh komisioner KPID DIY yakni Rahmat, Tri, Surah, Ki Gunawan, Teguh, Iswandi dan Ngurah.
Gambar: Muchlas, M.T. (Komisaris ADiTV) sedang
berkonsultasi dengan Amien Rais
(Komisaris Utama ADiTV) sesaat sebelum EDP.

Dalam EDP tersebut presentasi disampaikan oleh Muchlas, MT mewakili komisaris PT Arah Dunia Televisi. Dalam paparannya Muchlas menyampaikan hasil studi kelayakan ADiTV dari 4 aspek yakni legal formal, pendanaan, program dan teknis. Amien Rais selaku komisaris utama ADiTV dalam keterangannya kepada salah satu komisioner KPID dalam forum EDP tersebut menyatakan bahwa ADiTV adalah stasiun televisi yang benar-benar membawa kearifan lokal dan bebas dari kepentingan politik apapun. Saat ini ADiTV tengah berjuang memperebutkan sebuah kanal 44 di Jogjakarta bersama 4 stasiun TV lainnya yakni Nusa TV, Kresna TV, Malioboro TV dan Matahari TV. EDP yang dipimpin oleh Ki Gunawan salah satu komisioner KPID DIY dimulai 10 dan berakhir pukul 13 berlangsung lancar dan dinamis.

Karena Protes Ibu-Ibu, Pengajian PCM Cilongok disiarkan di Radio

Sumber: http://www.muhammadiyah.or.id (Penulis: Arif Nur Kholis)
Gambar: Heru Cokro (kiri) dan Muchlas, M.T. (kanan)

Banyumas- Kesadaran Ibu-ibu Aisyiyah untuk ikut mengaji, ternyata membuat bapak-bapak Muhammadiyah di Cilongok berfikir kreatif untuk membuat Radio Komunitas. Menurut Heru Cokro, aktifis PCM Cilongok kepada muhammadiyah.or.id, ahad (13/04/2008), di kompleks Amal Usaha PCM Cilongok, pada mulanya pengajian rutin hanya bisa dihadiri bapak-bapak, karena pertimbangan tempat yang terbatas dan pelaksanaannya yang di malam hari. “Namun, hal itu ternyata menuai protes Ibu-ibu yang juga ingin menghadiri pengajian, karena kebetulan ada kader yang mengerti cara membuat radio komunitas, kami putuskan membuat radio” kisah Heru Cokro.
Radio yang bernama Zam-Zam ini menurut Heru Cokro pada saatnya nanti ingin diubah menjadi radio Komersil, sehingga jangkauannya bisa lebih jauh mengingat luasnya wilayah PCM Cilongok dan juga antusiasnya para pendengar radio yang tidak terbatas hanya warga Muhammadiyah. Bahkan, saat ini radio yang bertempat di belakang minimarket “Zam-Zam” tersebut sudah memasang tower antenna setinggi 30 meter. “Kami dapatkan dari bekas tower warnet” kisah Heru.
Sementara itu, Muchlas, MT, Wakil Ketua Lembaga Pustaka Informasi (LPI) PP Muhammadiyah yang siang itu berkesempatan menghadiri acara peresmian Radio oleh Ketua PP Muhammadiyah HM Muchlas Abror, mengatakan bahwa untuk awal pengembangan akan lebih baik bila radio ini tetap radio komunitas, namun diurus dengan manajemen profesional. “Karena yang lebih sulit biasanya adalah menjaga keberlanjutannya” pesan Muchlas, MT . Lebih lanjut Muchlas MT menyatakan bahwa selain membangun dan mengurus stasiun radio, alangkah lebih baik bila kegiatan off air dalam rangka mengajak PCM-PCM di daerah Banyumas untuk membangun stasiun radio komunitas sejenis. “Tentu saja tidak harus seperti PCM Cilongok, dengan antenna bambu saja juga tidak masalah” terang Muchlas.
Muchlas menceritakan bahwa saat ini Muhammadiyah melalui LPI memang sedang merangsang berdirinya radio-radio komunitas, radio komersil maupun Televisi lokal. Saat ini sudah banyak radio komunitas yang didirikan tingkat PDM, PCM atau Sekolah dan kampus Perguruan Tinggi. Di Padang, ada radio Suara Mentari yang sudah berganti menjadi Radio Komersil. Sedangkan untuk Televisi, saat ini PWM DIY sedang merintis berdirinya stasiun televis lokal bernama ADiTV. “ Masih memperebutkan satu Channel tersisa di Yogyakarta, ..kami mohon do’a restunya” pungkas Muchlas . (Arif).

19 March 2008

ADiTV Jalani Verifikasi Faktual oleh KPID DIY

Tanggal 6 Maret yang lalu, ADiTV menjalani verifikasi faktual oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Daerah Istimewa Yogyakarta. Verifikasi faktual merupakan tahap awal penilaian KPID, dan setelah tahap ini akan dilakukan EDP (Evaluasi Dengar Pendapat) yang dijadwalkan diselenggarakan bulan April mendatang. Hadir pada kegiatan tersebut dari KPID Pak Tri, Pak Iswandi, Bu Surah, Ki Gun dan Pak Teguh, sementara itu dari ADiTV hadir seluruh direksi dan beberapa komisaris. Hasil verifikasi faktual ADiTV diminta memperbaiki beberapa butir dari borang permohonan izin penyelenggaraan penyiaran. Pasca verifikasi faktual segenap jajaran komisaris dan direksi ADiTV segera melakukan konsolidasi untuk menyempurnakan borang dan diharapkan menjelang EDP sudah dapat diserahkan kembalo ke KPID. Secara umum ADiTV siap untuk "bertanding" secara "fair" dengan 6 kompetitor lainnya untuk memperebutkan kanal 44 di Jogja.

02 March 2008

Radio Sang Surya Kota Padang Mengudara

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat (PWM SUMBAR) akhirnya berketetapan hati untuk mendirikan PT Radio Sang Surya dengan menunjuk empat orang anggota PWM SUMBAR menjadi Komisaris dan seorang diantaranya menjadi Direktur Perusahaan. Komisaris Utama dipercayakan kepada Rb. Khatib Pahlawan Kayo, dengan para komisaris Mirwan Pulungan, Salman M. Noer dan Adrian Muis dipercaya menjadi Direktur.
Pertimbangan untuk menjadikan radio komunitas Sang Surya menjadi radio swasta karena daya pemancar radio komunitas hanya 50 watt sehingga tidak bisa menjangkau daerah yang luas sedangkan hasrat untuk dapat mendengarkan radio Sang Surya dari warga Muhammadiyah kota Padang sangat tinggi.
Radio ini diremikan pada tanggal 17 November 2007 setelah memperoleh rekomendasi dari KPI. Berdasarkan rekomendasi KPI, frekuensi yang dialokasikan untuk Radio Sang Surya adalah 98,3 MHz. Saat ini Sang Surya sedang melakukan uji coba pemancar berkekuatan 500 wat dengan antene yang dipasang permanen diatas lantai 4 Masjid Taqwa Muhammadiyah Kota Padang setinggi 27,5 m.

Pengirim berita: Adrian Muis, Direktur Radio Sang Surya Padang

05 February 2008

Muhammadiyah Jogja Dirikan Televisi: ADiTV

Yogyakarta, 2 Februari 2008
Fenomena semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang menyaksikan acara televisi (TV), telah menjadikan TV di samping sebagai sarana penerangan, akses informasi dan hiburan, juga menjadi media promosi yang sangat efektif bagi produsen (barang dan jasa), distributor, dan pelaku bisnis lainnya. Kenyataan menunjukkan bahwa siaran-siaran TV yang ada belum bisa menyajikan secara proporsional muatan pendidikan dan budaya dalam siaran-siarannya. Sebagian besar siaran TV didominasi oleh siaran-siaran yang sarat dengan bisnis, sedang siaran-siaran budaya, pendidikand an agama porsinya sangat sedikit. Selain itu, sampai saat ini Muhammadiyah belum memiliki stasiun TV sebagai sarana penyebaran dakwah amar ma'ruf nahi munkar.
Merujuk kenyataan-kenyataan tersebut, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) telah mengamanahkan kepada Lembaga Pustaka dan Informasi (LPI) PWM DIY dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk membentuk Perseroan Terbatas (PT) sebagai persyaratan pendirian televisi lokal dan komersial. Saat ini telah dibentuk PT Arah Dunia Televisi, merupakan amal usaha Muhammadiyah yang akan mengelola bisnis pertelevisian di Jogjakarta. Nantinya televisi milik Muhammadiyah Jogja ini akan mengudara dengan nama ADiTV yang merupakan singkatan dari PT Arah Dunia TeleVsi. Keyakinan PWM DIY bahwa Muhammadiyah Jogja akan segera memiliki stasiun TV karena pertama dari sisi tujuannya televisi Muhammadiyah memiliki nilai "kebenaran" yang paling tinggi dibanding televisi lainnya, kedua, AdiTV didukung sepenuhnya oleh TVUAD milik UAD yang sejak 1996 telah berpengalaman mengelola TV Komunitas Kampus, dan ketiga segmen ADiTV sangat jelas yakni warga Muhammadiyah Jogja yang jumlahnya jutaan orang.
Bersama 5 pengusul lainnya yakni TV Kesehatan UGM, Malioboro TV, Matahari TV, TA TV dan Nusa TV, ADiTV memperebutkan satu kanal 44 di Jogjakarta. Muhammadiyah Jogja akan segera memiliki TV Lokal apabila dapat memenangkan perebutan kanal 44 tersebut. Semoga Allah SWT meridhoi langkah Muhammadiyah sehingga ADiTV dipandang sebagai TV yang paling layak menghuni kanal 44. Amin.

PDM Klaten Jawa Tengah Dirikan Radio

Klaten, 2 Februari 2008.

Pasca lokakarya Radio Komunitas Juli tahun lalu di Jogjakarta, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten Jawa Tengah menindaklanjutinya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan berdirinya stasiun radio. Dari beberapa pertemuan dengan mengundang anggota LPI PP Muhammadiyah seperti Pak Muchlas, M.T., dan Pak Amir akhirnya diputuskan PDM Klaten perlu segera mendirikan radio. Di bawah koordinasi LPI PDM Klaten, PDM Klaten akhirnya membentuk tasf force pendirian radio.

Pada bulan Desember 2007, task force mulai bekerja, divisi hukum mulai membentuk PT ke notaris dan mempersiapkan borang pengajuan izin serta divisi teknik mulai melakukan pengadaan peralatan pemancar dan studio. Pada awal Januari radio telah dapat siaran percobaan dengan daya 1 KWatt. Hasil pemantauan sementara daya pancar dapat mencapai radius 15 km sama seperti radio-radio yang ada di sekitar Klaten. Menurut Pak Sunarto, Ketua LPI PDM Klaten, radio ini nantinya akan diberi nama ANDA FM (singakatan dari siarAN DA'wah) dan diharapkan pada pertengahan 2008 izin sudah turun sehingga dapat melakukan siaran resmi sebagai radio Muhammadiyah. Semoga.